Keutamaan Surat Al-Ikhlas


Alkisah, pada zaman Rasulullah, ada seorang lelaki mendengar seseorang membaca “Qul huwallaahu ahad” secara berulang-ulang. Lelaki itu lantas mendatangi Rasulullah dan menceritakan kejadian yang baru dilihatnya dengan nada seakan meremehkan surat Al Ikhlas.

Mendengar cerita tersebut, Rasulullah lantas bersumpah atas nama Allah, bahwa surat Al Ikhlas sesungguhnya memiliki nilai sebanding dengan sepertiga Al Quran. (HR. Bukhari)
Hal ini berdasarkan hadits :
Dari Abu Sa’id (Al Khudri) bahwa seorang laki-laki mendengar seseorang membaca dengan berulang-ulang ’Qul huwallahu ahad’. Tatkala pagi hari, orang yang mendengar tadi mendatangi Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam dan menceritakan kejadian tersebut dengan nada seakan-akan merendahkan surat al Ikhlas. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surat ini sebanding dengan sepertiga Al Qur’an”. (HR. Bukhari no. 6643) [Ada yang
mengatakan bahwa yang mendengar tadi adalah Abu Sa’id Al Khudri, sedangkan membaca surat tersebut
adalah saudaranya Qotadah bin Nu’man.]
Dalam riwayat lain, Dari ’Aisyah, beliau mengatakan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wasallam mengutus seseorang kepada seorang budak. Budak ini biasanya di dalam shalat ketika shalat bersama sahabat-sahabatnya sering mengakhiri bacaan suratnya dengan ’Qul huwallahu ahad.’ Tatkala para sahabatnya kembali, mereka menceritakan hal ini pada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam lantas berkata,
ُﻩﻮُﻠَﺳ ٍﺀْﻰَﺷ ِّﻯَﻷ ُﻊَﻨْﺼَﻳ َﻚِﻟَﺫ
”Tanyakan padanya, kenapa dia melakukan seperti itu?”
Mereka pun menanyakannya, dia pun menjawab,
ﺎَﻬَّﻧَﻷ ِﻦَﻤْﺣَّﺮﻟﺍ ُﺔَﻔِﺻ ، ﺎَﻧَﺃَﻭ ُّﺐِﺣُﺃ ْﻥَﺃ ﺎَﻬِﺑ َﺃَﺮْﻗَﺃ
”Surat ini berisi sifat Ar Rahman. Oleh karena itu aku senang membacanya.”
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda,
َّﻥَﺃ ُﻩﻭُﺮِﺒْﺧَﺃ َﻪَّﻠﻟﺍ ُﻪُّﺒِﺤُﻳ
”Kabarkan padanya bahwa Allah mencintainya.” (HR. Bukhari no. 7375 dan Muslim no. 813) Ibnu Daqiq Al ’Ied menjelaskan perkataan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ”Kabarkan padanya bahwa Allah mencintainya”. Beliau mengatakan, ”Maksudnya adalah bahwa sebab kecintaan Allah pada orang tersebut adalah karena kecintaan orang tadi pada surat Al Ikhlash ini. Boleh jadi dapat kitakan dari perkataan orang tadi, karena dia menyukai sifat Rabbnya, ini menunjukkan benarnya i’tiqodnya (keyakinannya terhadap Rabbnya).” (Fathul Bari, 20/443) Faedah dari hadits di atas: Ibnu Daqiq Al ’Ied menjelaskan, ”Orang tadi biasa membaca surat selain Al Ikhlash lalu setelah itu diamenutupnya dengan membaca suratAl Ikhlash (maksudnya: setelah baca  Al Fatihah, dia membaca dua surat, surat yang terakhir adalah Al
Ikhlash, pen). Inilah yang dia lakukan di setiap raka’at. Kemungkinan pertama inilah yang nampak (makna
zhohir) dari hadits di atas. Kemungkinan kedua, boleh jadi orang tadi menutup akhir bacaannya dengan surat Al Ikhlash, maksudnya adalah surat Al Ikhlas khusus dibaca di raka’at terakhir. Kalau kita melihat dari kemungkinan pertama tadi, ini menunjukkan bolehnya membaca dua surat (setelah membaca Al Fatihah) dalam satu raka’at.” Demikian perkataan Ibnu Daqiq. (Fathul Bari, 20/443)

Dalam kisah lain, Anas bin Malik meriwayatkan sewaktu ia bersama- sama Rasulullah SAW. di Tabuk.
Pernah suatu ketika cahaya matahari terbit dengan redup tidak seperti hari-hari biasanya. Malaikat Jibril lalu datang dan Rasulullah pun menanyakannya tentang hal ini. Malaikat menjawab bahwa matahari
redup karena sayap malaikat terlampau banyak. Para malaikat sebanyak 70.000 ini diutus Allah karena ada seorang sahabat yang meninggal di Madinah. Sahabat itu semasa hidupnya banyak membaca surat Al-Ikhlas.

1. Abu Sa'id Al-Khanafi
menerangkan:
"Surat ini dinamakan surat Al-Ikhlas,
artinya bersih atau lepas, maka
barang siapa yang membacanya dan
mengamalkannya dengan hati yang
ikhlas maka ia akan dilepaskan dari
kesusahan-kesusahan duniawi,
dimudahkan didalam gelombang
sakaratulmaut, dihindarkan dari
kegelapan kubur dan kengerian hari
kiamat".
2. Ibnu Syihab Al-Zukhri
menerangkan :
"Rasulullah Saw. bersabda : Siapa
membaca suratul Ikhlas seolah-olah
ia membaca sepertiga Al-Qur'an".
3. Riwayat dari Sayyidina 'Ali k.w.:
"Barang siapa membaca Suratul
Ikhlas sebanyak 11 kali sesudah
shalat subuh, maka setan tidak
akan dapat menggodanya untuk
berbuat dosa, meskipun setan itu
dengan sungguh-sungguh hendak
menggodanya pada hari itu".
4. Sayyidah 'Aisyah menerangkan :
dari Nabi Muhammad SAW :
"Barang siapa membacanya
sesudah selesai shalat jum'at; surat
Al-Faatihah sebanyak 7 kali, surat
Al-Ikhlas sebanyak 7 kali, surat Al-
Falaq sebanyak 7 kali, dan surat
An-nas sebanyak 7 kali, maka Allah
SWT. akan melindunginya dari
kejahatan sampai hari jum'at yang
akan datang".
5. Dari Sayyidina 'Ali, :
"Rasullullah SAW bersabda : Barang
siapa hendak pergi musafir,
kemudian ketika hendak
meninggalkan rumahnya ia membaca
surat Al-Ikhlas 11 kali, maka Allah
memelihara rumahnya sampai ia
kembali".
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) berkata:
“Aku mimpi melihat KHidhir (as) pada
malam besoknya perang Badar. Aku
berkata padanya: ajarkan padaku
sesuatu yang dapat menolongku
dari musuh-musuhku. KHidhir (as)
berkata: bacalah: Yâ Huwa yâ Man
lâ huwa illâ Huwa. Pagi harinya aku
ceritakan kepada Rasulullah SAW.
Kemudian beliau bersabda: “Wahai
Ali, engkau telah mengetahui Ismul
A’zham (nama Allah yang paling
agung).”
Kemudian Ismul A’zham itu mengalir
di lisanku pada hari perang Badar.
Perawi hadits ini mengatakan: Imam
Ali (sa) membaca surat Al-Ikhlash
kemudian membaca:
َﻮُﻫ ﺎَﻳ ﺎَﻳ ْﻦَﻣ َﻻ َﻮُﻫ َّﻻِﺍ ،َﻮُﻫ ﻲِﻧْﺮُﺼْﻧﺍَﻭ ﻲِﻟْﺮِﻔْﻏِﺍ
ﻰَﻠَﻋ َﻦْﻳِﺮِﻓﺎَﻜْﻟﺍ
Yâ Huwa yâ Man lâ huwa illâ Huwa,
ighfirlî wanshurnî ‘alal kâfirîn.
Wahai Dia yang tiada dia kecuali
Dia, ampuni aku dan tolonglah aku
menghadapi orang-orang kafir.
(Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 5: 700)
Nabi Muhammad juga pernah
berkata bahwa Qul Huwallahu Ahad
(ayat 1) tertulis pada sayap Jibril,
Allahus Shamad (ayat 2) pada
sayap Mikail, Lam Yalid Walam
Yuulad (ayat 3) pada sayap Izrail,
dan Walam Yaqullahu Khufuwan
Ahad (ayat 4) pada sayap Israfil.
Dan yang membaca al-Ikhlas
memperoleh pahala membaca
Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur'an.
Lalu berkaitan sahabat, Nabi pernah
berkata bahwa Qul Huwallahu Ahad
(ayat 1) tertulis pada dahi Abu
Bakar, Allahus Shamad (ayat 2)
pada dahi Umar, Lam Yalid Walam
Yuulad (ayat 3) pada dahi Utsman,
dan Walam Yaqullahu Khufuwan
Ahad (ayat 4) pada dahi Ali.(kitab
Hayatun Quluubi)
Sedangkan hadits lain menyebutkan
bahwa ketika orang membaca al-
Ikhlas ketika sakit hingga ia
meninggal, ia tidak membusuk dalam
kubur dan akan dibawa malaikat
dengan sayapnya melintasi Siratul
Mustaqim menuju surga.(kitab
Tadzikaratul Qurthubi)
Imam Ja`far Ash-Shadiq (sa)
berkata:
“Barangsiapa yang beriman kepada
Allah dan hari akhir, maka jangan
tinggalkan membaca surat Al-
Ikhlash sesudah shalat fardhu,
karena orang yang membacanya
Allah akan menggabungkan baginya
kebaikan dunia dan akhirat,
mengampuni dosanya dan dosa
kedua orang tuanya serta dosa
anaknya”. (Mafatihul Jinan 478)
Imam Musa Al-Kazhim (sa) berkata:
“Sangatlah banyak keutamaan bagi
anak kecil jika dibacakan padanya
surat Al-Falaq (3 kali), surat An-
Nas (3 kali), dan surat Al-Ikhlash
(100 kali), jika tidak mampu (50
kali). Jika dengan bacaan itu ia ingin
mendapat penjagaan, ia akan
terjaga sampai hari
wafatnya.” (Mafatihul Jinan: 479)
Imam Musa Al-Kazhim (sa) adalah
putera Ja’far Ash-Shadiq bin
Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal
Abidin bin Al-Husein bin Fatimah
puteri Rasulullah SAW.
Dari Abu Darda’ dari Nabi shallallahu
’alaihi wa sallam. Beliau shallallahu
’alaihi wa sallam bersabda, ”Apakah
seorang di antara kalian tidak
mampu untuk membaca sepertiga Al
Qur’an dalam semalam?” Mereka
mengatakan,”Bagaimana kami bisa
membaca seperti Al Qur’an?” Lalu
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam
bersabda, ”Qul huwallahu ahad itu
sebanding dengan sepertiga Al
Qur’an.” (HR. Muslim no. 1922)
An Nawawi mengatakan,
Dalam riwayat yang lainnya
dikatakan, ”Sesungguhnya Allah
membagi Al Qur’an menjadi tiga
bagian. Lalu Allah menjadikan surat
Qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlash)
menjadi satu bagian dari 3 bagian
tadi.” Lalu Al Qodhi mengatakan
bahwa Al Maziri berkata,
”Dikatakan bahwa maknanya adalah
Al Qur’an itu ada tiga bagian yaitu
membicarakan (1) kisah-kisah, (2)
hukum, dan (3) sifat-sifat Allah.
Sedangkan surat Qul huwallahu
ahad (surat Al Ikhlash) ini berisi
pembahasan mengenai sifat-sifat
Allah. Oleh karena itu, surat ini
disebut sepertiga Al Qur’an dari
bagian yang ada. Ada pula yang
mengatakan bahwa pahala membaca
surat ini adalah dilipatgandakan
seukuran membaca sepertiga Al
Qur’an tanpa ada kelipatan. (Syarh
Shohih Muslim, 3/165)
Apakah Surat Al Ikhlas bisa
menggantikan sepertiga Al Qur’an?
Maksudnya adalah apakah
seseorang apabila membaca Al
Ikhlas sebanyak tiga kali sudah
sama dengan membaca satu Al
Qur’an 30 juz? [Ada sebagian
orang yang meyakini hadits di atas
seperti ini.]
SESUATU YANG BERNILAI SAMA,
BELUM TENTU BISA
MENGGANTIKAN.
Itulah surat Al Ikhlas. Surat ini sama
dengan sepertiga Al Qur’an, namun
tidak bisa menggantikan Al Qur’an.
Salah satu buktinya adalah apabila
seseorang mengulangi surat ini
sebanyak tiga kali dalam shalat,
tidak mungkin bisa menggantikan
surat Al Fatihah (karena membaca
surat Al Fatihah adalah rukun
shalat). Surat Al Ikhlas tidak
mencukupi atau tidak bisa
menggantikan sepertiga Al Qur’an,
namun dia hanya bernilai sama
dengan sepertiganya.
Sebab turunnya ayat-ayat surat Al
Ikhlas adalah sebagai jawaban atas
pertanyaan orang-orang musyrik
yang mempertanyakan tentang
sifat-sifat Allah.
Surat ke-112 Al Quran ini dinamakan
Al Ikhlas karena berisikan ajaran
keikhlasan (tauhid) kepada Allah
SWT serta menjauhkan diri dari
perbuatan syirik (menyekutukan
Allah).
Tafsir Surat Al Ikhlas: 1
Ayat pertama surat Al Ikhlas
menyatakan keesaan Allah sebagai
satu-satunya Tuhan. Sebagai satu-
satunya Tuhan, tentu saja Allah juga
sebagai satu-satunya yang patut
disembah. Tiada sekutu bagi-Nya.
Tafsir Surat Al Ikhlas: 2
Ayat kedua menyatakan bahwa
Allah adalah tempat kita meminta.
Satu-satunya tempat kita meminta.
Artinya, kita menggantungkan
segala sesuatu hanya kepada-Nya.
Kita mutlak membutuhkan-Nya.
Sebaliknya, tak sedikit pun Allah
membutuhkan kita.
Tafsir Surat Al Ikhlas: 3
Ayat ketiga menyatakan bahwa
Allah tidak memiliki anak, tidak pula
dijadikan anak oleh siapa pun.
Dengan kata lain, Allah tak memiliki
ayah dan ibu.
Ayat ini merupakan bantahan
terhadap perkataan tiga golongan
sesat, yakni orang-orang musyrik,
Yahudi, dan Nasrani. Orang musyrik
menyebutkan malaikat sebagai putri
Allah. Orang Yahudi menyebutkan
Uzair sebagai anak Allah. Orang
Nasrani menyebutkan Isa sebagai
putra Allah.
Tafsir Surat Al Ikhlas: 4
Ayat keempat menyatakan bahwa
tidak ada satu pun yang dapat
disamakan dengan Allah. Tak ada
yang patut disandingkan dan
dibandingkan dengan-Nya. Allah
adalah zat yang tiada tara, tiada
banding.
Itulah beberapa di antara fadhilah
(keutamaan) dari surat Al Ikhlas.
(Dikumpulkan dari berbagai sumber)
Wallahua'lam..
Semoga bermanfaat...

source:http://syarifah-aidid.blogspot.com/

Immunization♥

What is immunization?
When you get sick, your body generates antibodies to fight the disease and help you get better. These antibodies stay in your body even after the disease has gone, and protect you from getting the same illness again. This is called immunity. You don't have to get sick to develop immunity; you can be given a vaccine.
Immunity through immunization
Immunization (or vaccination) protects people from disease by introducing a vaccine into the body that triggers an antibody response as if you had been exposed to a disease naturally. The vaccine contains the same antigens or parts of antigens that cause the disease, but the antigens in vaccines are either killed or greatly weakened. Vaccines work because they trick your body so that it thinks it is being attacked by a disease. Immunity through immunization happens without the consequence of being ill and without the risk of potential life threatening complications from the disease. Memory cells prevent re-infection when they encounter that disease again in the future. However, not all vaccines provide lifelong immunity. Deseases such as tetanus require booster doses every ten years for adults to maintain immunity.  

Not just for children
At any age, vaccination provides the longest lasting most effective protection against disease. But childhood immunization does not provide lifelong immunity against some diseases such as tetanus (lockjaw) and diphtheria.
Adults require helper, or booster, shots to maintain immunity. As well, adults who were not adequately immunized as children may be at risk of infection from other vaccine-preventable diseases. They can also infect others. For example, adults who contract measles, mumps or pertussis (whooping cough) can infect infants who may not yet be fully immunized.
Since the introduction of vaccines, many serious illnesses have been brought under control. Immunization can protect you from:
·         Blood infection
·         Diphtheria
·         Ear infection
·         Haemophilus influenzae type b
·         Hepatitis A
·         Hepatitis B
·         Human Papilloma Virus (HPV)

·         Influenza

Speaking Task with mrs.Putu

Auxiliary Verbs♥


Auxiliary verbs adalah kata kerja bantu yang secara gramatikal berfungsi membentuk atau memberi tambahan arti pada kalimat. Umumnya auxiliary verbs digunakan bersama-sama dengan kata kerja utama (main verbs) dan membantunya membentuk struktur gramatikal sebuah kalimat.

Ada tiga auxiliary verbsto be, to do, dan to haveBe, do, dan have tidak mempunyai makna jika berdiri sendiri sebagai auxiliary verbs, meskipun begitu dalam bahasa Indonesia umumnya diartikan sebagai “sedang”, “telah”, “apakah”, atau “sungguh-sungguh”.


To Be
Auxiliary verbs yang biasa digunakan adalah be, am, is, are, was, were, being, been.Sebagai auxiliary verbs, to be biasa digunakan bersama past participle untuk membuat kalimatpassive dan bersama present participle untuk membuat kalimat continuous.

Contoh:
He is watching TV.
- We are teaching you about helping verbs.
Small fish are eaten by big fish.
- He was killed in the war.
- The agencies were completing the inventories.
- I will be seeing him soon.
- He had only been trying to help.
- The house is being painted.


To Do
Auxiliary verbs yang digunakan adalah do, does, did. Sebagai auxiliary verbs, to do biasa digunakan bersama-sama kata kerja utama (main verbs) membentuk kalimat pertanyaan atau kalimat negatif. Dan juga dipakai untuk memberikan tekanan atau menghindari pengulangan kata kerja utama. Auxiliary verbs ini dikenal juga dengan istilah dummy operator atau dummy auxiliary.

Contoh:
- Do you like bananas?
- I don't feel like going out tonight.
- Where do you live?
- Don't forget to write.
- It doesn't matter if you win or lose.
- I didn't know what to do.
- What did you do with that notebook?
- He speaks faster than she does.
- I do understand.


To Have
Auxiliary verbs yang digunakan adalah have, has, had. Sebagai auxiliary verbs, to havedigunakan bersama main verbs untuk membuat kalimat perfect.

Contoh:
- I have completed my work.
- She has acted in a film. 
- They had forgotten to send the letter. 
- Our guests have arrived.
- Has anyone phoned?
- I hadn’t seen him for fifteen years.
- Someone should have predicted these complications.



Catatan

Be, do, dan have juga berfungsi sebagai main verbs atau principal verbs. Perhatikan contoh berikut dibawah ini.
- She is a good singer. (Principal verb) 
- She is singing. (Auxiliary verb)

Auxiliary verbs juga biasa disebut dengan istilah helping verbs.

Pronunciation♥

Pronunciation is an essential component not only of learning a language but also of using that language. For this reason, the learning of proper pronunciation is a delicate area; students need to feel free to make mistakes and practice their pronunciation in order to increase their accuracy, but there are also times when pronunciation must be quickly corrected so that it does not impede the students' ability to understand and be understood. Below we will look more closely at pronunciation and activities that can help students improve their pronunciation.
 

Why is pronunciation important to and for learners?

We know from Higgs Graph of Learner Needs that pronunciation is something that is very important to beginner learners as it allows them to feel more comfortable when speaking; teachers must be aware, however, that the more sounds differ between the mother tongue and the second language, the higher the affective filter. A student feeling too self-conscious will not be as willing to take the risks that are necessary when learning a new language.
Pronunciation is an interesting area because when learning in a classroom context, pronunciation isn’t usually a major factor that influences comprehension however, it may be when the learner uses the SL in the community. The value of teaching pronunciation cannot be underestimated. Besides the difficulty of changing a `bad habit´, early pronunciation instruction helps students understand how to form sounds that are not found in their mother tongue, contributes to decoding ability and lowers the affective filter. Some researchers suggest that pronunciation does not need to be taught and will `take care of itself´ over time.  Others suggest that teaching pronunciation is necessary.  What do you think?
back to top

How can pronunciation affect a learner’s comprehension and ability to produce language?

Read the following statements and decide whether you agree or disagree.
Adult learners need to focus on pronunciation, but young learners do not.
Poor pronunciation may cause problems for other skills.
Students should learn received pronunciation (RP).
In conveying meaning, stress in pronunciation is sometimes as important as grammar.
Inaccurate intonation can lead to significant misunderstandings.
It is very difficult to achieve native like pronunciation in any language. Some language societies have greater tolerance of `accents´ than others; some even find certain accents more appealing. For example, many Canadian documentaries are narrated by people with British accents. In some societies people may appear to not understand someone whose accent does not approximate the native speaker's (e.g. Parisians or Muscovites).  In some countries foreign accents are perfectly acceptable in informal conversations based on helping give directions or sharing simple small talk; however, in the same places the same accent may not be highly tolerated if the person is a paid employee who needs to offer service or advice.
In order to avoid some of the pitfalls associated with poor pronunciation it is important to hear as much of the target language (TL) as possible. This exposure to the TL can be from the teacher, from films or media clips, songs or audio clips, guest speakers and one’s peers. In general, realistic goals surrounding pronunciation are:
  • Consistency: the pronunciation should become smooth and natural
  • Intelligibility: the pronunciation should be understandable to the listeners
  • Communicative efficiency: the pronunciation should help convey the meaning intended by the speaker
back to top

How can I help my students improve their pronunciation?

Pronunciation is an umbrella term that encompasses the interrelated areas of sounds, phonetic symbols, stress, intonation and rhythm.
Good pronunciation comes from a lot of technical knowledge on the part of the teacher about placement of the mouth, etc. Most teachers in North America, unfortunately, don’t have this knowledge and therefore tend to pass it off as being unimportant but in fact, as you progress in your fluency, pronunciation becomes more and more important. Language learning needs a lot of practice and both mechanical and meaningful practice lead to improved pronunciation. Only through practice will a skill become automatic and drill-like activities are not always considered interesting.  Nevertheless perception practice is a good way to help learners distinguish between certain sounds.
Visit here to discover some strategies for improving student pronunciation.



up